
Jakarta – Masyarakat awam sering kali salah kaprah pada istilah intoleransi laktosa dan alergi susu. Banyak yang beranggapan keduanya adalah hal yang sama. Padahal, intoleransi laktosa dan alergi susu adalah dua hal yang berbeda.
Bagi penderita intoleransi laktosa, mereka masih bisa mengonsumsi susu dalam jumlah yang sedikit sehingga tidak menimbulkan gejala. Namun, pada mereka yang mengalami alergi susu, disarankan untuk menghindari minuman susu dan produk turunannya. Lantas, apa perbedaan intoleransi latosa dengan alergi susu sapi?

Perbedaan intoleransi laktosa dan alergi susu sapi Ahli gizi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Toto Sudargo menjelaskan perbedaan antara intoleransi laktosa dan alergi susu sapi. Perbedaan intoleransi laktosa dan alergi susu sapi ada pada penyebab dan gejala yang dirasakan. “Intoleransi laktosa terjadi penurunan produksi enzim laktase oleh usus halus sehingga tidak dapat memecah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa,” kata Toto, Jumat (4/8/2023).
Laktosa adalah gula yang ditemukan di dalam susu dan produk susu. Gangguan intoleransi laktosa melibatkan sistem pencernaan. Penyebabnya bisa karena keturunan, cedera pada usus kecil, dan terlahir dengan ketidakmampuan membuat laktase. Cara Mengatasinya Berbeda dengan intoleransi laktosa, alergi susu sapi disebabkan karena sistem imun. “Pada alergi susu ada berbagai penyebab karena adanya kesalahan pada sistem imun dan sistem lainnya di tubuh,” ujar Toto.

Sistem imun pada seseorang yang alergi susu akan mengidentifikasi protein susu sebagai sesuatu yang berbahaya. Alergi susu bisa dialami oleh siapapun dari berbagai jenis usia. Menurut Cleveland Clinic, alergi susu lebih sering dialami oleh anak yang berusia di bawah 16 tahun. Alergi susu akan diikuti dengan reaksi alergi yang muncul di tubuh. Reaksi alergi ini merupakan respons tubuh terhadap alergen. Perbedaan gejala intoleransi laktosa dan alergi susu sapi Toto menjelasakan, intoleransi laktosa dan alergi susu sapi dapat dibedakan dari gejala yang dirasakan. Pada intoleransi laktosa, gejala yang muncul berkaitan dengan sistem pencernaan. “Tanda dan gejala intoleransi laktosa yaitu nyeri atau kram bagian perut, mual, perut kembung, dan diare,” jelasnya.

Dilansir dari Cleveland Clinic, berikut gejala intoleransi laktosa: Perut kembung Gas usus Mual dan muntah Sakit perut dan kram Perut keroncongan atau keroncongan Diare Sementara itu, gejala alergi susu berupa reaksi alergi yang muncul di tubuh. Misalnya, gatal-gatal, pembengkakan pada bibir/lidah/tenggorokan, batuk, sesak nafas, diare, kram perut, pilek, dan mata berair. Dikutip dari Cleveland Clinic, berikut gejala alergi susu:
1. Gejala alergi susu ringan Gatal-gatal Mual atau muntah Sakit perut Diare Ruam Kesemutan atau pembengkakan pada bibir, lidah, atau tenggorokan.
2. Gejala alergi susu parah Sesak dada Sesak napas (dispnea) Sulit bernafas Kesulitan menelan (disfagia) Ruam (dermatitis kontak) Mengi Pusing Penurunan tekanan darah (hipotensi) Kehilangan kesadaran (sinkop). Cara mengatasi Intoleransi laktosa tidak dapat disembuhkan. Anda hanya bisa mencegahnya melalui pola makan.
Bagi mereka yang menderita intoleransi laktosa, Toto mengatakan, penderita masih boleh mengonsumsi susu tapi dalam jumlah sedikit. “Konsumsi susu atau produk susu yang mengandung laktosa masih diperbolehkan dalam jumlah sedikit asalkan tidak muncul gejala. Selain itu juga dapat mengonsumsi susu yang bebas laktosa atau rendah laktosa,” terang dia. Sementara bagi penderita alergi susu, satu-satunya cara untuk mencegah gejala muncul adalah dengan menghindari susu dan produk yang mengandung susu. Toto menyarankan, penderita alergi susu supaya berhati-hati ketika ingin mengonsumsi susu. Bahkan, lebih baik hindari mengonsumsi susu dan produk turunannya.