Jakarta – Lima hari seusai hari raya Lebaran, harga daging ayam di pasar tradisional tembus Rp 50.000 per kg. Badan Pangan Nasional (Bapanas) tak mengelak kalau harga tersebut memang terjadi di beberapa daerah, tergantung di mana lokasi jualnya. Dalam beberapa hari ini kenaikan harga mencapai 3-5%.
Deputi 1 Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas, I Gusti Ketut Astawa menerangkan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan para pedagang akhirnya menjual daging ayam di harga tinggi. Seperti diantaranya, lokasi lapak pedagang. Menurutnya, jika konsumen membeli di lapak pedagang yang berada di luar pasar maka harga yang dipatok bisa tinggi. Beda halnya jika konsumen membelinya di dalam pasar, maka harganya bisa lebih murah.
“Ayam itu harganya variatif. Saya mengalami langsung kemarin waktu beli di pasar sederhana saya langsung turun, begitu kami masuk melihat harga enak tuh di dalam tapi begitu saya ke luar harganya tinggi. Jadi itu seninya pasar tradisional. Belum lagi kalau mereka melihat pembelinya itu pakai baju rapi, bisa beda lagi harganya,” tutur Ketut saat ditemui di Kantor Kementerian Perdagangan, Kamis (27/4/2023).
“Jadi kalau mau beli ayam di pasar itu gak boleh di satu pedagang. Pilih-pilih yang lain juga, mana yang harganya (lebih) murah. Karena variatif harganya,” imbuh dia.
Lebih lanjut, Ketut menerangkan bahwa faktor lainnya juga bisa disebabkan karena ukuran ayam yang berbeda-beda. Jika ukuran ayam di bawah 1,2 kg diberi harga Rp 50.000 per ekor, maka itu sudah termasuk tinggi. Begitu juga dengan ukuran di atas 1,2 kg. Padahal, sebelumnya harga ayam ukuran besar di atas 1,2 kg biasanya dibanderol sekitar Rp 35.000-37.000 per ekor.
“HAP (Harga Acuan Pembelian) nya kan Rp 27.000, jadi kalau sudah melebihi itu jauh (bisa tembus Rp 50.000) itu sudah dikatakan tinggi,” lanjut dia.
Selain itu, Ketut juga tak mengelak bahwa beberapa hari ini harga daging ayam mengalami kenaikan 3-5%. Namun, menurutnya, harga yang terjadi beberapa hari ini masih ditingkat wajar.
“Kami langsung ke lapangan hampir semua melaporkan bahwa ada kenaikan memang sedikit, ada yang 3% sampai 5% makanya kami selalu katakan masih dalam kondisi wajar,” kata Ketut.
Beberapa pedagang dan pembeli yang didatangi Bapanas pun tidak banyak yang mengeluh dengan harga saat ini.
“Saya sendiri nanya juga langsung ke konsumen, Bu bagaimana, mereka bilang wajar. Sebagian besar pedagang juga kami tanya hampir 10 orang tidak ada yang mengeluh. Seperti yang saya sampaikan tadi harga di pasar tradisional itu bervariatif,” jelasnya.
Namun demikian, Bapanas menyebut akan segera berdiskusi dengan pihak terkait untuk mencari solusi dari kenaikan harga ayam belakangan ini. (*)