Jakarta – Selama menjalani ibadah puasa bagi pengidap diabetes sangat penting untuk menjaga gula darah. Saat sahur atau berbuka tak dipungkiri pada pengidap diabetes harus memperhatikan asupan makanan dan minuman agar tak drop secara mendadak.
Perubahan pola makan selama puasa Ramadhan tentu berpengaruh pada mereka dengan masalah metabolisme termasuk diabetes. Karena tidak mendapat asupan selama sekian jam, tubuh akan membongkar cadangan energi.
Dokter gizi Juwalita Surapsari mengatakan tubuh akan menggunakan nutrisi selama 2-3 jam setelah makan. Selebihnya, tubuh akan menggunakan cadangan energi dari glikogen atau cadangan gula dan lemak. Oleh karenanya, pengidap diabetes perlu memperhatikan cara jaga gula darah saat puasa.
1. Konsultasi dengan dokter
Pasien diabetes sebenarnya boleh berpuasa. Namun perlu konsultasi dengan dokter sebab ada kondisi di mana pasien tidak dianjurkan puasa.
Dari evaluasi dengan dokter, pasien akan dibantu mengatur makan, konsumsi obat dan mengingatkan pasien untuk rutin cek gula darah. Saat kadar gula darah kurang dari 70 mg/dL (hipoglikemia) atau lebih dari 300 mg/dL (hiperglikemia) sebaiknya puasa dibatalkan.
Selain itu, pasien juga perlu pekan terhadap tanda klinis dari hipoglikemia seperti pusing, sakit kepala, rasa lapar berlebih, berkeringat dan susah konsentrasi. Sementara hiperglikemia biasanya menunjukkan tanda seperti, rasa haus berlebih, sering buang air kecil, dan penglihatan buram.
2. Perhatikan jumlah
Pasien diabetes bebas mengonsumsi apa pun asal dalam porsi yang pas. Kurma kerap jadi pilihan menu untuk buka puasa dan cepat menaikkan kadar gula darah. Karena indeks glikemik rendah, kurma aman untuk pasien diabetes. Namun konsumsinya harus dibatasi.
Sebanyak 1-2 butir kurma atau 3 butir jika berukuran kecil dirasa cukup. Pembatasan jumlah atau porsi pun berlaku untuk menu lain misalnya, kolak, biji salak atau es cendol.