Jakarta – Masa inden atau waktu tunggu untuk pembelian Hyundai Ioniq 5 memerlukan waktu hingga 1 tahun. Meski demikian, ternyata ada calo yang menawarkan konsumen untuk mendapat unit kendaraannya lebih cepat. Lamanya masa inden dikarenakan tingginya permintaan yang melebihi ekspektasi.
“Kalau unitnya mau lebih cepat ada feenya memang, itu bisa dibantu 1-2 bulan, dan itu gak bisa pilih warna. Unit 1-2 bulan kalau booking dari sekarang, nanti saya kabarin kalau nomor rangkanya sudah turun, misalnya silver atau hitam, tipenya tertinggi long range,” kata tenaga penjual Hyundai yang tidak mau disebutkan namanya kepada CNBC Indonesia, Senin (3/4/2023).
Tenaga penjual hanya menawarkan Ioniq 5 varian tertinggi, sedangkan tipe lain tidak masuk ke dalam daftar yang ia jual dengan waktu cepat. Meski begitu ternyata banyak konsumen yang menggunakan jasa calo ini untuk mendapatkan unitnya secara cepat. Padahal, banyak konsumen lain harus menunggu 1 tahun bahkan sempat menyentuh 18 bulan demi bisa mendapat mobil listrik pertama produksi RI ini.
“1-2 bulan estimasinya, tergantung persediaan aja. Kita bantu cari unit, ketemu nomor mesin. adanya warna apa, warna putih atau hitam. Warna selama ini gak ada masalah, yang penting tipe tertinggi yang paling lengkap. Warna hitam, putih, silver, abu-abu,” kata tenaga penjual tersebut.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat menyinggung soal lamanya waktu tunggu (inden) mobil Hyundai Ioniq 5. Saat ini saja, masa inden Hyundai Ioniq 5 sempat menyentuh waktu 15 bulan.
Hyundai Ioniq 5 merupakan mobil listrik yang diproduksi di Indonesia, di fasilitas pabriknya di Cikarang, Jawa Barat.
Hal ini diakui Chief Operating Officer PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) Makmur. Menurut dia inden Hyundai Ioniq 5 saat ini rata-rata 1 tahun. Namun dia berkomitmen memperpendek masa inden menjadi 6 bulan.
“Bisa kita percepat dari 1 tahun jadi 6 bulan karena suplai kita udah lebih banyak,” kata Chief Operating Officer PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) Makmur kepada CNBC Indonesia beberapa waktu lalu.
Masalah inden ternyata karena masalah krisis chip semikonduktor. Di samping itu, alasan lainnya adalah karena tingginya permintaan.
“Ya di chip, semikonduktor masih ada masalah tapi sudah bisa makin diperbanyak, ini berkat support dari headquarter. Jadi memang kami akui saat launching Ioniq 5 tahun lalu di bulan Maret, permintaannya meledak di luar estimasi kami,” kata Makmur. (*)