Harga Batu Bara Naik 2% Setelah 6 Hari Lesu

Jakarta – Harga sang emas hitam yakni batu bara terpantau bangkit pasca terpuruk sepanjang enam hari beruntun. Pada perdagangan Selasa (21/3/2023) harga batu bara kontrak April di pasar ICE Newcastle ditutup di posisi US$ 179 per ton. Harganya melesat 2,84%. Kenaikan ini ditopang dari sentimen positif dari permintaan China dan India.

Menguatnya harga batu bara pada perdagangan kemarin mematahkan tren negatif sepekan terakhir. Sayangnya, posisi ini masih berada di level terendah sejak 12 Januari 2022 atau tepatnya dalam 14 bulan terakhir.

Dengan ini dalam sepekan harga batu bara masih melemah 4,27%, sementara dalam sebulan harganya sudah longsor hingga 7,78%, dan jatuh 54,06% secara tahunan. Bagaimana tidak, sepanjang perdagangan Maret hingga hari ini harga batu bara terpantau hanya lima kali menguat.

Menguatnya harga batu bara ditopang sentimen positif dari China di mana industri baja di China sedang bangkit-bangkitnya. Selain itu ada pula angin segar dari India yang diproyeksi bakal menaikkan permintaan batu bara.

Dilansir dari Reuters, dari negeri Tirai Bambu, BUMN produsen batu bara India Coal india (CIL) akan menyuplai 156 juta ton batu bara pada April-Juni tahun ini. CIL memasok batu bara sebanyak 153,2 juta ton pada April-Juni 2022, melonjak 20% dibandingkan tahun sebelumnya.

Berita Terkait:  Heboh, Beredar Surat Kabar yang Sebut IU Jadi Mata-Mata Korea Utara

Selain itu S&P Global memperkirakan produksi baja Tiongkok diperkirakan akan meningkat. Hal ini harusnya menjadi sentimen positif bagi sang emas hitam.

“Produksi baja China diperkirakan akan meningkat hingga akhir Maret sejalan dengan kenaikan permintaan musiman,” tulis S&P dalam laporannya Market Movers Asia.

Kenaikan aktivitas baja China akan menguntungkan batu bara kokas karena menjadi salah satu bahan materialnya.

Untuk memenuhi kebutuhan batu bara kokas, China sudah memesan ke Australia. China sudah mengimpor batu bara sebanyak 207.236 ton pada Februari 2023 dari Australia, di mana sebagian besar adalah batu bara kokas.

Sementara dari India, permintaan batu bara India diperkirakan meningkat tajam selama musim panas April-Juni tahun ini. Kebutuhan listrik selama April diperkirakan mencapai 229 giga watt (GW) di mana puncaknya akan terjadi pada 10 April 2023.

India sendiri diketahui akan mengamankan kapasitas listrik negaranya sebesar 1.500 megawatt (MW) dari pembangkit batu bara yang bersumber dari batu bara impor.

Sebagai catatan, India diterjang krisis listrik pada musim panas lalu karena lonjakan penggunaan listrik untuk pendingin. Pasokan batu bara di pembangkit India bahkan sampai pada tahap krisis. Maka untuk menghindari hal ini, pemerintahnya mengambil langkah pasti dalam hal meningkatkan produksi serta meminta produsen mengimpor batu bara secepatnya.

Berita Terkait:  Anggota Komisi VI DPR Ingatkan Bahaya Utang BUMN

Selain itu, dari dalam negeri, Indonesia masih menjadi pemasok terbesar batu bara buat China di mana mayoritas adalah batu bara thermal.

Sementara, Tiongkok mengimpor batu bara sebanyak 34,78 juta ton dari Indonesia pada Januari-Februari 2023, melonjak 83% dibandingkan periode sebelumnya. (*)

Related Articles

Tinggalkan Komentar

Stay Connected

0FansSuka
24PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Latest Articles

%d blogger menyukai ini: