Jakarta – Sekitar sepekan jelang Ramadan, harga cabai melanjutkan kenaikannya hari ini, Selasa (14/3/2023). Lonjakan harga cabai, terutama cabai rawit merah diprediksi bisa berlanjut akibat gangguan cuaca. Intensitas hujan yang tinggi menyebabkan harga cabai terus merangkak naik.
Panel Harga Badan Pangan pukul 10.40 WIB menunjukkan, harga cabai merah keriting naik ke Rp44.560 per kg dan cabai rawit merah melonjak ke Rp68.240 per kg.
Sepekan lalu, tepatnya 7 Maret 2023, harga cabai merah keriting masih di Rp43.280 per kg. Dan, cabai rawit merah masih di Rp63.760 per kg.
Harga cabai merah keriting saat ini memang masih di bawah tahun 2022 lalu yang bertengger di Rp47.490 per kg. Namun, untuk harga cabai rawit merah saat ini sudah melampaui harga tahun lalu periode sama yang tercatat di Rp59.270 per kg.
Harga tersebut adalah rata-rata nasional di tingkat pedagang eceran.
Harga tertinggi cabai merah keriting hari ini dilaporkan mencapai Rp67.350 per kg di Kalimantan Utara.
Sedangkan harga cabai rawit merah tertinggi hari ini dilaporkan mencapai Rp107.030 per kg di Kalimantan Utara. Naik dibandingkan sehari sebelumnya yang masih di RpRp103.930 per kg.
Ketua Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) Abdul Hamid mengatakan, harga cabai yang normal adalah bergerak di Rp40-60 per kg. Karena itu, ujarnya, harga cabai merah keriting saat ini masih bergerak dalam batasan normal.
“Untuk cabai rawit merah memang sudah melampaui batas normal. Ini disebabkan gangguan cuaca. Setidaknya ada 40-60% tanaman cabai rawit merah di daerah-daerah sentra yang terserang patek. Penyakit tanaman cabai karena jamur. Ini biasanya muncul saat musim hujan tinggi,” katanya kepada CNBC Indonesia, dikutip Selasa (14/3/2023).
“Karena itu, kalau curah hujan terus tinggi harga bisa terus naik. Tapi, harap dipahami, kalau kondisi cuaca begini, petani juga mendapat tekanan. Untuk menyelamatkan tanamannya, petani harus mengeluarkan biaya lebih mahal 20%,” tambah Hamid.
Saat ini, ujarnya, petani langsung melakukan penanaman ulang jika tanaman cabai yang terserang patek tak bisa lagi diselamatkan. Atau, jika tanaman terendam banjir akibat hujan.
“Kita harapkan harganya bisa segera balik normal ke Rp40-60 ribuan. Memang saat ini sudah ada daerah yang harganya Rp100 ribuan,” katanya.
“Kalau hujan terus harga bakal naik terus ke atas Rp90 ribuan,” katanya.
Terkait efek Ramadan terhadap harga sembako, termasuk cabai rawit merah, Hamid mengatakan, saat ini justru permintaan cabai sedang lesu.
“Kalau permintaan tinggi, harga nggak akan di 60 ribuan. Harga bakal naik lebih mahal. Tapi, ini memang pasarnya sedang lesu, daya beli lemah. Kalau Ramadan nanti ada kenaikan permintaan, mungkin bisa lebih mahal,” kata Hamid.
“Tapi, ini penanaman pun sedang masif dilakukan. Yang terserang langsung ditanami. Jadi, untuk Ramadan akan banyak panen. Harga kita perkirakan dalam batas normal. Apalagi kalau permintaan naik hanya di awalnya,” pungkas Hamid.
Sementara itu, BMKG memprakirakan Prospek Cuaca Seminggu ke depan (14-20 Maret 2023), terdapat peningkatan intensitas hujan yang disebabkan aliran massa udara dingin dari Asia yang signifikan dan gelombang ekuatorial Rossby yang aktif di wilayah Indonesia.
“Beberapa wilayah yang berpotensi hujan lebat pada periode ini antara lain Pesisir Barat Sumatra, Riau, Kepulauan Riau, Sumatra bagian selatan, Jawa bagian barat, sebagian besar Kalimantan, Sulawesi bagian tengah dan selatan, Papua Barat, dan Papua,” demikian dikutip dari situs resmi BMKG.
“Potensi hujan cenderung pada siang-malam hari,” tambah BMKG. (*)