Jakarta – Presiden Joko Widodo mengungkapkan masalah pupuk di Indonesia. Saat ini Indonesia tengah krisis stok pupuk. Defisit kebutuhan pupuk dalam negeri tengah mengancam.
Dalam keterangannya, Jokowi menjelaskan kalau kebutuhan pupuk nasional sebanyak 13 juta ton. Dari jumlah itu, pabrik industri pupuk Indonesia hanya memproduksi 3,5 juta ton atau 26%. Beberapa waktu lalu, ada tambahan dari Pupuk Iskandar Muda 570 ribu ton. Sedangkan impor pupuk Indonesia sebanyak 6,3 juta ton atau 74%.
“Artinya, kita masih kekurangan pupuk. Ini yang akan segera kita usahakan untuk penuhi,” ungkap Jokowi dalam keterangannya, Jumat (10/3/2023).
Masalah tambah rumit karena impor pupuk dan bahan bakunya sedang terganggu akibat perang Ukraina dan Rusia. Menurut Jokowi, importasi bahan baku dan pupuk justru banyak dari kedua negara yang sedang bertikai itu.
“Akan tetapi, kita semua harus tahu juga, bahwa tempat bahan baku maupun produksi pupuk ini adalah Rusia dan Ukraina yang sedang berperang. Ini problem yang dihadapi semua negara di dunia,” sebut Jokowi.
Sebagai catatan, Indonesia hingga saat ini rutin mengimpor bahan baku pupuk kimia SP36 dan NPK yaitu batuan fosfat dan KCL atau kalium klorida dari berbagai negara, salah satunya Rusia. Impor dilakukan karena cadangan batuan mineral tersebut tidak dimiliki Indonesia. (*)