Jakarta – Di tengah pandemi covid-19 yang masih terus berlangsung dan berdampak besar terhadap perekonomian, masyarakat dihadapkan pada melesatnya harga bahan makanan yang justru makan digunakan untuk konsumsi maupun usaha.
Ketua Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga (BPKK) DPP PKS Kurniasih Mufidayati menyatakan kenaikan harga bahan pangan ini akan semakin menambah beban berat keluarga dalam memenuhi kebutuhan pangan keluarga.
Mufida mengungkapkan kaum ibu akan semakin menjerit dengan kenaikan harga-harga kebutuhan pokok yang melambung.
Beberapa harga bahan pangan yang masih fluktuatif dan cenderung tinggi diantaranya adalah cabai yang di awal Januari mencapai angka 70 ribu per kg dan daging sapi yang hampir menyentuh 120 ribu per kg. Tahu tempe juga sempat menghilang di pasaran dampak dari harga kedelai yang melonjak.
Sebelumnya sejak pertengahan November beberapa jenis bahan pangan selain cabai juga beranjak naik seperti bawang merah yang mencapai 37 ribu/kg, bawang putih yang mencapai 28 ribu/kg, juga ayam potong, telur dan minyak goreng. Harga-harga bahan pangan ini melonjak dibanding harga di bulan-bulan sebelumnya.
Mufida menyebut, pandemi covid-19 yang sudah berlangsung 10 bulan telah menyebabkan ekonomi keluarga cukup tertekan. PHK, pengurangan jam kerja, berkurangnya order pada pekerja informal akibat PSBB dan pembatasan aktivitas telah menyebabkan pendapatan banyak keluarga merosot tajam.
“Bantuan sosial yang didapat meskipun cukup membantu namun tetap tidak dapat diandalkan. Sehingga untuk memenuhi kecukupan gizi keluarga akan menjadi semakin sulit akibat kenaikan harga ini. Ibu-ibu pasti menjerit semakin kencang karena kenaikan harga ini,” papar Mufida dalam keterangannya di Jakarta, Senin (11/1/2021).
Mufida menambahkan, kenaikan harga ini juga akan berdampak pada usaha rumahan makanan/ kuliner yang banyak dilakukan oleh keluarga di masa pandemi untuk menambah penghasilam keluarga. Sehingga fluktuasi dan kenaikan harga bahan pangan ini betu-betul memukul ekonomi dan menambah beban keluarga. Padahal ada tuntutan juga untuk terus menjaga daya tahan tubuh di masa pandemi ini yang memerlukan kecukupan bahan pangan.
Anggota Komisi IX DPR RI ini menilai kenaikan harga ini menjadi tantangan bagi Menteri Perdagangan yang baru untuk bisa mengendalikan dan melakukan stabilisasi harga.
Publik tentu berharap, Menteri baru yang berlatar belakang profesional bisnis ini mampu melakukan langkah-langkah untuk menstabilkan harga bahan pangan yang menjadi kebutuhan utama. “Stabilisasi harga pangan ini sangat penting bagi kegiatan usaha kuliner skala mikro dan kecil bahkan rumah tangga yang banyak diusahakan keluarga di masa pandemi ini,” terang dia.
Menteri Perdagangan diharapkan bisa memperbaiki tata niaga dan kelancaran pasokan bahan pangan ini dari produsen ke konsumen sehingga harga bisa lebih stabil dan terjangkau serta petani/produsen juga mendapat harga yang layak.
“Kesehatan dan ketahanan keluarga dimulai dari ketersedian pangan yang cukup dan terjangkau. Oleh karena itu, dalam situasi pandemi yang masih berkepanjangan, pemerintah harus berusaha menstabilkan pasokan dan harga bahan pangan yang terjangkau bagi masyarakat yang masih harus bertahan dalam kesulitan,” ungkap Mufida.(*)