Wakil Ketua MPR Minta Generasi Muda Jaga Persatuan

Jakarta – Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah mengimbau agar generasi muda harus tetap menjaga persatuan bangsa, serta waspada terhadap hal yang memecah belah bangsa. Menurutnya, proyek pecah belah bangsa yang kerap disebut ‘Balkanisasi’ dapat terjadi di Indonesia.

“Generasi muda harus belajar dari kisah kehancuran negara-negara Balkan di tahun 1990-an. Dari satu negara besar Yugoslavia lahir negara-negara kecil Serbia, Kroasia, Bosnia dan Herzegovina, Slovenia, Macedonia, Montenegro, dan Kosovo. Pecahnya negara besar ini tidak mungkin terjadi begitu saja, tentu ada desain politik tingkat tinggi dibalik itu semua,” ujar Basarah saat menjadi keynote speaker dalam Webinar Semiloka Wawasan Kebangsaan berjudul ‘Aktualisasikan Persatuan, Wujudkan Generasi Bela Negara’ di Malang. Sabtu (19/12/2020).

Basarah juga menyampaikan salah satu untuk mencegahnya yaitu dengan saling menjaga kesatuan bangsa. Dengan demikian, para kapitalis tak mudah melakukan kolonialisme dan eksploitasi terhadap sumber daya alam Indonesia.

“Tapi, jika Indonesia tetap menjadi negara kesatuan yang besar seperti saat ini, tentu negara-negara kapitalis itu sulit menguasai sumber daya alam di negeri ini. Sebagai negara kesatuan, Indonesia punya kebijakan yang sama untuk semua daerah, kita bukan negara federal. Tapi, jika kepulauan di Nusantara ini terpecah menjadi beberapa negara kecil, tentu mudah bagi para negeri kapitalis itu melakukan kolonialisme tersembunyi dan melakukan eksploitasi atas daerah-daerah itu,” jelasnya.

Berita Terkait:  Jokowi: RI Produsen Mobil Listrik Terbesar Dunia di 2027

Dalam kesempatan tersebut, Basarah juga meminta agar generasi muda harus terus menjaga persatuan dan kesatuan bangsa sehingga ancaman Balkanisasi bisa dieliminasi.

Bahkan, ia menyebut generasi muda juga harus mempelajari kehancuran Suriah, Yaman, Irak, Libya akibat konflik politik berbalut agama dan kesukuan.

“Kita punya Pancasila yang mempersatukan kebhinekaan kita, yang menjadi platform bersama ketika kita sebagai bangsa menghadapi kenyataan perbedaan suku, agama, ras dan antargolongan,” tegasnya.

Oleh karena itu, ia mengapresiasi Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang dan Gerakan Pendidik Bangsa yang telah mengabdikan ilmunya kepada masyarakat untuk mempersatukan bangsa.

Ia mengatakan mengabdikan ilmu pengetahuan dalam praktik kehidupan menjadi hal yang pernah dipuji oleh Presiden Soekarno. Beliau menyampaikan hal tersebut saat menyampaikan pidatonya di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, pada 1951.

“Dalam pidatonya itu, Bung Karno mengatakan bahwa ilmu pengetahuan hanyalah berharga penuh jika ia dipergunakan untuk mengabdi kepada praktek kehidupan manusia, atau praktek kehidupan bangsa, atau praktek kehidupan kemanusiaan. Buatlah ilmu berdwitunggal dengan amal,” pungkasnya.

Related Articles

Tinggalkan Komentar

Stay Connected

0FansSuka
24PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Latest Articles

%d blogger menyukai ini: