Rancangan Undang-Undang Larangan Minuman Beralkohol (Minol) diprediksikan akan dibahas cukup alot, karena banyak kepentingan yang terlibat di dalamnya. Hal ini disampaikan pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin ke Kanalaberita.co
Menurut Ujang, tidak mudah bagi DPR untuk mengesahkan RUU Minol, prosesnya rumit dan pasti terjadi tarik menarik antara DPR dan Pengusaha.
“Akan terjadi tarik menarik kepentingan di DPR. Tak akan mudah dan mulus. Karena anggota DPR belum tentu berpihak pada rakyat. Karena kita tahu, minuman beralkohol itu diproduksi oleh para pengusaha. Dan para pengusaha tentu akan melobi anggota DPR, untuk tidak merugikan mereka. Jadi walau nanti diterima DPR, namun pembahasannya akan ada tarik menarik kepentingan. Mendahulukan umat atau pengusaha,” kata Ujang kepada KanalBerita.co, Kamis (12/11/2020) malam.
Menurut dia, hal positif jika Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia terdepan mendukung RUU minol. Itu akan menjadi energi yang baik bagi anggota DPR untuk pro kepada umat Islam.
“Hal yang positif jika Muhammadiyah terdepan dalam mendukung RUU minol. Ini tentu menjadi energi yang baik bagi anggota DPR untuk pro pada umat Islam. Tapi tetap anggota DPR akan bermain di dua kaki. Satu kaki untuk umat Islam dan kaki lain untuk pengusaha,” ungkapnya.
Dia juga memberikan apresiasi kepada Fraksi PPP yang menjadi partai pengusul paling banyak RUU minol, menurut dia PPP harus all out. Dan bertanggung jawab sampai RUU itu disahkan.
“PPP harus all out. Dan bertanggung jawab hingga RUU tersebut gol atau disahkan. Jangan kendor di tengah jalan,” pungkasnya.