Jakarta – Komodo merupakan satwa endemik Indonesia yang saat ini terancam punah. Agar lebih kenal dengan komodo, simak fakta komodo berikut ini.
Tagar Save Komodo menggema di media sosial beberapa hari terakhir. Hal itu bermula dari beredarnya potret komodo yang berhadapan dengan truk di pembangunan Pulau Rinca.
Warga net khawatir, pembangunan Pulau Rinca untuk tujuan wisata malah akan merusak habitat komodo. Padahal status komodo saat ini merupakan satwa yang dilindungi karena terancam punah.
Agar traveler semakin peduli pada komodo, ada baiknya traveler berkenalan dulu dengan reptil raksasa ini. Dirangkum detikcom dari berbagai sumber, Senin (26/10/2020) inilah sejumlah fakta tentang komodo.
- Kadal terbesar di dunia
Komodo merupakan kadal terbesar dan tertinggi di dunia. Reptil raksasa bernama latin Varanus komodoensis itu memiliki panjang tubuh mencapai 3 meter dengan berat sampai 90 kilogram. Jika dilihat dari ukuran fisiknya, umumnya komodo jantan lebih besar dibandingkan dengan betina. Rata-rata panjang badan betina adalah 2,5 meter.
Komodo memiliki badan yang besar sebab tak ada lagi predator yang bersaing dengan mereka. Dengan badan yang besar, komodo bisanya memiliki pergerakan yang lambat yakni sekitar 8-10 kilometer per jam. Namun dalam kondisi terancam atau takut, mereka dapat berlari sampai kecepatan 18 kilometer per jam.
- Asal-usul komodo
Terdapat sejumlah teori yang menjelaskan asal komodo. Dikutip dari buku Panduan Sejarah Ekologi Taman Nasional Komodo karya Arnaz Mehta Erdmann, salah satu teori mengatakan komodo berasal dari Asia atau Australia.
Sebuah teori mengatakan komodo berpindah dari Pulau Jawa ke Pulau Komodo. Ada juga yang mengatakan komodo berenang dari Australia ke Pulau Timor dan selanjutnya berpindah sampai ke Flores.
Proses migrasi itu diduga sudah terjadi sekitar 18.000 tahun lalu ketika ketinggian air laut lebih rendah 85 meter dibandingkan abad ke-21. Dengan kondisi itu, komodo dapat lebih mudah pindah dari Flores ke pulau-pulau sekitarnya.
- Habitat komodo di Indonesia
Komodo merupakan satwa endemik Indonesia yang artinya tidak dapat ditemukan di negara lain. Habitat aslinya adalah di Pulau Komodo, Pulau Rinca, Pulau Gili Motang dan sebagian kecil di bagian utara dan barat Flores.
Dulunya, komodo juga dapat ditemukan di Pulau Padar. Sayangnya komodo perlahan punah di sana.
Dikutip dari jurnal berjudul Kajian Ekologi dan Status Keberadaan Komodo di Pulau Padar Taman Nasional Komodo karya Abdul Haris Mustari, dkk. komodo di tak ditemukan lagi di sana diduga karena masalah ekologi seperti menurunnya kualitas dan kuantitas makanan, air, dan satwa lain yang terkait dengan kehidupan komodo.
- Jumlah komodo saat ini
Dikutip dari Antara, Balai Taman Nasional Komodo (TNK) melaporkan jumlah komodo kurang lebih 2.800 ekor pada 2019. Sementara itu khusus di Pulau Rinca jumlahnya sekitar 1.040 ekor.
Kala itu, Kepala Balai TNK Lukita Awang mengatakan jumlah komodo ini fluktuatif. Hal ini dipengaruhi jumlah mangsa dan makanan.
Jika naik, populasi komodo pun akan lebih baik. Sebaliknya, jika mangsa komodo terus diburu secara liar, populasi komodo pun akan terancam.
- Makanan komodo
Komodo termasuk karnivora atau pemakan daging. Biasanya mereka memangsa babi hutan, rusa, bahkan komodo lainnya.
Namun tak menutup kemungkinan mereka juga memangsa satwa lainnya seperti kerbau, ular, sampai anjing.
Dalam perburuan, komodo biasanya akan menyerang ketika mangsa lengah, misalnya saat mereka tidur. Mereka akan menggigit pada bagian kaki atau leher sampai mangsa lemas dan mati.
Uniknya, alih-alih memakannya hidup-hidup, komodo lebih suka memakan ketika mangsanya sudah mati atau menjadi bangkai.
- Air liur mengandung bakteri
Air liur komodo dikenal mematikan lantaran mengandung banyak bakteri jahat. Setidaknya lebih dari 60 jenis bakteri terkandung dalam air liurnya. Bakteri ini disinyalir akan menyebabkan keracunan pada darah mangsanya sehingga mangsanya mati.
- Komodo berkembang biak dengan bertelur
Komodo biasanya akan mulai kawin ketika memasuki usia 7 tahun untuk betina dan 8 tahun untuk jantan. Musim kawin sendiri dimulai pada bulan Juli sampai dengan Agustus atau pada musim kemarau.
Sekali kawin, komodo betina dapat menghasilkan 15-30 butir telur. Telur kemudian diletakkan dalam lubang.
Telur itu dieramkan dalam waktu 8-9 bulan. Komodo betina akan menjaga telur-telurnya selama 3 bulan kemudian sisanya adalah proses bertahan hidup dari calon komodo itu sendiri.
Biasanya musim lahirnya bayi komodo adalah Maret hingga April. Jika sudah lahir mereka akan keluar sarang dan tinggal di bawah pohon.
- Indera penciuman kuat
Komodo dikenal memiliki indera penciuman yang kuat. Komodo diketahui dapat membau sampai jarak 5-11 kilometer.
Mereka lebih mengandalkan indera pembau ketimbang penglihatan meskipun mereka memiliki penglihatan yang baik.
Ketika sedang membau, komodo akan menjulurkan lidahnya. Saat itu, mereka sedang menangkap partikel zat kimia dari tanah dan udara. Kemudian hasilnya disimpan pada organ yang terletak di langit-langit mulutnya atau disebut organ Jacobson.
- Hubungan komodo dengan penduduk lokal
Penduduk Pulau Komodo telah menjalin hubungan baik dengan komodo sejak lama. Dalam buku Panduan Sejarah Ekologi Taman Nasional Komodo karya Arnaz Mehta Erdmann, penduduk setempat menganggap komodo sebagai nenek moyang gaib mereka sehingga amat dihormati.
Komodo memang diketahui sempat beberapa kali menyerang manusia. Sebabnya adalah dulunya wisatawan diizinkan memberikan makan pada komodo yang menyalahi tingkah laku alaminya.
Sementara itu komodo juga diketahui sering mondar-mandir di sekitar pos penjagaan karena mereka mencari makanan dari sampah-sampah di sana.
Agar tetap aman, traveler harus menyingkir dari jalur yang biasanya dilalui oleh komodo. Jika diikuti atau dikejar komodo, cara terbaik untuk lolos adalah memanjat pohon.
Untuk mencegah hal-hal buruk terjadi, traveler diharapkan selalu berjalan bersama penjaga yang sudah profesional.