Fattah Jasin, Sosok yang Komplit untuk Memajukan Sumenep

Sumenep – Fattah Jasin bisa dikatakan sebagai sosok yang lengkap. Ia banyak memiliki pengalaman, dan rekam jejaknya pun jelas. Maka tidak heran banyak harapan dilayangkan kepada pundaknya, khususnya untuk membangun Sumenep menjadi lebih modern dan agamis.

Pada Pilkada Sumenep, Fattah menggandeng Ali Fikri, kyai muda asal pondok pesantren Annuqoyyah Guluk-guluk untuk mengubah wajah Sumenep. Pasangan ini diusung oleh PPP, PKB, Demokrat, Nasdem, Hanura, Golkar dan Partai Gelora. Meski tergolong anyar dalam pusaran politik lokal Sumenep, Fattah dinilai telah memiliki investasi kultur dan politik di Sumenep.

Pria kelahiran Sumenep, Jawa Timur, 25 April 1962 yang bernama lengkap Dr. Ir. Raden Bagus Fattah Jasin M.S ini pernah jabatan Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur. Ia memulai karier sebagai Kepala Biro Administrasi Perekonomian pada tahun 2008. Kesuksesan karier perdana membuatnya kerab menduduki jabatan strategis mulai dari tingkat daerah sampai provinsi.

Bahkan dia pernah dilantik oleh Gubernur Jawa Timur Soekarwo sebagai PJ Bupati Pamekasan pada tahun 2018.

Berita Terkait:  Mundur dari Posisi Direktur Eksekutif 131 Label, B.I Akan Fokus ke Musik

Dalam beberapa wawancara dengan awak media, Fattah mengklaim bawa dirinya tidak mencalonkan diri sebagai Bupati Sumenep, akan tetapi dirinya mengaku dicalonkan oleh masyarakat Sumenep untuk membenahi kota keris itu.

Fattah Jasin menyebutkan dirinya maju sebagai Bupati Sumenep untuk mengabdi kepada warga dan masyarakat Sumenep.

“Saya ini di atasnya bupati, pejabat pemerintah provinsi, kalo cuma bupati ya, kalau gak nyari ibadah untuk apa,” jelasnya kepada awak media.

Dalam Pilkada Sumenep Fattah Jasin-Ali Fikri sudah resmi sebagai peserta Pilkada dengan nomor urut 2. Ia menafsirkan nomor urut 2 itu adalah kemenangan.

Pasangan ini juga mengambil slogan ‘Sumenep Barokah’ karena di Sumenep merupakan kota santri juga. Terlebih lagi Wakilnya adalah Pengasuh Pondok Pesantren Annuqayah Daerah Lubangsa, Guluk-Guluk mengantikan ayahnya KH A. Warits Ilyas, setelah wafat.

Kiai Fikri merupakan putra kedua dari pasangan suami istri almarhum KH A. Warits Ilyas dan almarhumah Nyai Hj. Nuhiyah atau Hj. Nafisah Khalid. Suami Nyai Hj. Dwi Sukmawati itu, lahir pada 5 September 1973.

Berita Terkait:  Sepi Peminat, iPhone 14 Banting Harga di Indonesia

“Dengan ikhtiar yang saya lakukan InsyaAllah tidak ada sesuatu yang menjadikan beban bagi saya pribadi, karena saya berangkat dari sebuah keinginan yang memang didukung oleh beberapa pihak yang menghendaki saya kembali ke tanah kelahiran,” ujarnya.(*)

Related Articles

Tinggalkan Komentar

Stay Connected

0FansSuka
24PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Latest Articles

%d blogger menyukai ini: