BSD CITY – Ketua Forum Literasi Demokrasi Tangerang Selatan Erwin Simbolon menyatakan, keputusan Biem Benyamin meninggalkan Partai Gerindra dan bergabung ke Partai Golkar merupakan kritik serius.
Erwin menilai Gerindra tak menghargai Biem Benyamin sebagai kader. Musababnya, keinginan Biem Benyamin menjadi bakal Calon Walikota Tangerang Selatan dari Gerindra tak direspon positif. Sebaliknya, Gerindra justru memilih keponakan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Rahayu Saraswati, sebagai bakal calon wakil walikota.
“Jelas saja Biem Benyamin merasa tak dihargai sebagai kader. Biem Benyamin itu sudah lama mengenalkan diri sebagai bakal Calon Walikota Tangsel, tapi Gerindra justru memilih jalan instan. Ya jelas Biem Benyamin kecewa,” kata Erwin saat dihubungi media, Selasa (1/9).
Di sisi lain, menurut Erwin, keputusan Biem Benyamin bergabung dengan Golkar bisa menambahkan kekuatan “partai beringin” dalam kontestasi Pilkada Tangsel, 9 Desember mendatang. Seperti diketahui, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Golkar telah memutuskan untuk mengusung pasangan Benyamin-Davnie dan Pilar Saga Ichsan sebagai bakal Calon Walikota dan Wakil Walikota Tangsel.
Erwin berpendapat, kehadiran Biem Benyamin ke internal “partai beringin” akan menambah daya gedor mesin politik Golkar, terutama dalam upaya memenangkan Benyamin-Pilar sebagai Walikota dan Wakil Walikota Tangsel. Biem Benyamin, Erwin melanjutkan, bukanlah nama baru dalam kancah perpolitikan nasional. Biem Benyamin juga menjadi representasi masyarakat Betawi.
“Kehadiran Biem ke Golkar jelas akan menambah daya gedor mesin politik Golkar. Meski saat mengumumkan keluar dari Gerindra Biem menyatakan siap menjadi Calon Walikota Tangsel, saya rasa itu bagian dari gimmick. Dalam politik gimmick itu bunga-bunga. Kalau soal keputusan Golkar mengusung Benyamin-Davnie tidak akan berubah, sudah sekuat B 1 KWK-nya itu, jadi tidak perlu dipersoalkan masalah deklarasi itu,” ungkap Erwin.(*)