Jakarta – Ereksi yang tidak tahan lama mungkin menjadi salah satu masalah yang kerap dialami saat bercinta. Pada akhirnya, ada yang memilih menggunakan ‘obat kuat’ agar bisa meningkatkan performa seks dan ereksi menjadi lebih lama.
Namun, sebenarnya ada beberapa hal yang bisa membantu ereksi menjadi lebih lama. Jangan abaikan 5 hal berikut agar sesi bercinta malam ini berjalan lebih intim, dikutip dari Mens Health.
1. Makanan
Makanan menjadi salah satu faktor penting agar ereksi bisa bertahan lebih lama. Hal ini dikarenakan makanan tidak sehat bisa berdampak buruk pada jantung yang juga berdampak pada penis.
Makanan seperti biji-bijian, buah-buahan, kacang-kacangan, anggur merah, dan sayuran sangat baik untuk dikonsumsi.
2. Kopi
Kopi memang memiliki beragam manfaat, bahkan salah satunya membantu ereksi lebih tahan lama. Studi University of Texas Health Science Center di Houston menunjukkan pria yang mengonsumsi kafein atau sebanyak 2-3 cangkir kopi per hari lebih kecil kemungkinannya mengidap disfungsi ereksi daripada yang tidak mengonsumsi kopi.
3. Kadar testosteron
Kadar testosteron yang rendah memang tidak secara langsung mempengaruhi mekanisme dalam ereksi. Namun, hal ini bisa mempengaruhi libido.
Jika kamu kerap merasakan gairah seks yang menurun, ada baiknya untuk segera konsultasi ke dokter agar kadar testosteron kembali normal.
4. Olahraga
Bukan jadi rahasia kalau olahraga memang mempengaruhi performa seks. Dijelaskan pula oleh ahli urologi di Klinik Cleveland, Ryan Berglund, aliran darah adalah kunci agar ereksi bisa berjalan normal. Tentunya dengan berolahraga aliran darah bisa terjaga agar tetap lancar.
Olahraga juga disebut bisa membangun oksida nitrat pada tubuh yang membantu membuat ereksi lebih lama.
5. Kebiasaan merokok
Kebiasaan merokok tidak hanya memicu penyakit kanker, jantung, dan impotensi. Masalah ereksi juga bisa disebabkan karena kebiasaan ini.
“Selain merusak pembuluh darah, rokok dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan penis itu sendiri, membuatnya kurang elastis dan mencegah peregangan,” kata Irwin Goldstein, ahli urologi di pusat medis Universitas Boston. (*)