9 Ekor Ternak Sapi di Situbondo Mati Mendadak

Situbondo – Sebanyak 9 ekor ternak sapi milik warga di Situbondo mati secara tak lazim. Ternak yang semula sehat tiba-tiba tubuhnya gemetar, lalu ambruk dan mati. Dalam 5 hari ini, sudah ada 9 ekor ternak sapi milik warga Desa Bantal, Kecamatan Asembagus, yang mati mendadak dengan gejala tersebut.

“Sudah ada 9 ekor yang mati mendadak. Kemarin ada 7 ekor, yang sebelumnya itu 2 ekor. Semuanya itu kumpul di satu dusun, yakni Dusun Selatan. Hanya beda pedukuhan dan RT saja,” kata Kepala Desa Kecamatan Asembagus, Sahijo kepada detikcom, Selasa (4/2/2020).

Karuan saja, kematian sapi secara mendadak itu membuat resah warga sekitar. Apalagi, kebanyakan warga di Desa setempat memang memelihara ternak sapi. Warga khawatir kematian ternak-ternak itu disebabkan terjangkit virus berbahaya.

“Warga resah karena banyak sapi mati. Selain itu, warga jelas rugi karena sapi itu seperti tabungan buat warga,” papar Sahijo.

Keterangan yang diperoleh detikcom menyebutkan, kematian mendadak 9 ternak sapi di Desa Bantal Kecamatan Asembagus itu hanya terjadi dalam tempo 5 hari. Bahkan, Senin (3/2) kemarin, ada tujuh ekor sapi yang tiba-tiba ambruk lalu mati.

Berita Terkait:  Muslimah GMPI Gelar Vaksin Booster untuk Ratusan Warga

Gejala kematian sapi itu berlangsung singkat. Sapi yang semula sehat, tiba-tiba tubuhnya gemetar, hingga akhirnya ambruk dan menggelepar. Sebelumnya, pada Rabu (29/1) lalu, juga ada dua dua yang juga mati mendadak. Begitu mati, warga pun langsung menguburkan sapi-sapi tersebut.

“Kemarin yang mati itu 7 ekor. Di Pedukuhan Pariopo 4 ekor, Curahmalang 2 ekor, dan Pedukuhan Alang-alang 1 ekor. Sebelumnya ada 2 ekor yang mati. Gejalanya singkat, sapi tiba-tiba gemetar, jatuh, terus mati,” rinci Sahijo.

Sebanyak 9 ekor sapi yang mati mendadak itu antara lain milik Sumaliyono sejumlah 2 ekor, milik Sawari 2 ekor, milik Madrus dan Rian masing-masing 1 ekor. Selain itu, milik Madi sebanyak 2 ekor dan milik Edi Hamid 1 ekor.

“Warga meminta agar ada perhatian dari dinas terkait, untuk mengetahui penyebab kematian mendadak ternak-ternak warga ini. Warga resah, karena kebanyakan di sini orang awam,” tandas Rahwiyadi, seorang tokoh setempat. (*)

Related Articles

Tinggalkan Komentar

Stay Connected

0FansSuka
24PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Latest Articles