KANALBERITA.CO – Partai Golkar memecat kadernya Bowo Sidik Pangarso, sebagai pengurus DPP setelah tertangkap basah meneriama suap. Pemecatan Bowo diambil tidak lain untuk menjaga elektabilitas Golkar agar tak anjlog di Pemilu.
“Agar tak mempengaruhi (elektabilitas Golkar), tadi malam kami langsung mengambil langkah-langkah antisipasi,” ujar Sekretaris Jenderal Golkar Lodewijk Paulus di kantor DPP Golkar, Jakarta pada Kamis, (28/3/2019).
Lodewijk menambahkan, langkah cepat ini diambil, karena Jawa Tengah I yang merupakan daerah pemilihan (dapil) Bowo adalah salah satu dapil ‘neraka’ dengan persaingan yang ketat.
Pasca pemecatan Bowo, Lodewijk membeberkan, bahwa Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto juga telah memanggil Kordinator Bidang Pemenangan Pemilu Jawa-Kalimantan, Nusron Wahid, untuk mengamankan wilayah Jateng 1. “sementara (penanganan) wilayah Jateng I diambil alih langsung oleh pak Pak Nusron,” paparnya.
Sebelumnya diketahui, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap kader partai Golkar, Bowo Sidik Pangarso, dalam rangkaian Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang digelar sepanjang Rabu, 27 Maret 2019. Operasi ini berawal ketika KPK mendapat informasi akan adanya transaksi penyerahan uang dari Marketing Manager PT Humpuss Transportasi Kimia, Asty Winasti kepada pihak swasta dari PT INERSIA, Indung.
“Penyerahan itu akan dilakukan di kantor PT Humpuss Transportasi Kimia di Gedung Granadi, Jalan HR Rasuna Sahid, Jakarta Selatan. Di mana penyerahan ini merupakan transaksi yang ke tujuh,” ujar Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan di kantornya, Jakarta Selatan pada Kamis, (28/3/2019).
KPK menyebut Anggota DPR Komisi Perdagangan itu sempat kabur saat KPK akan menangkapnya di apartemen Pertama Hijau, Jakarta Selatan pada Rabu, 27 Maret 2019.